Interested in what we do?
Let’s have a talk, and see how together we can take your brand to the next level.
Nggak mungkin kalau Anda nggak mengalami hal-hal kayak physical distancing, kerja remote via WFH, meeting by zoom, sampai kenaikan grafik transaksi online dalam beberapa bulan belakangan ini. Wajar kok. Masalahnya, pandemi ini emang membawa kita pada behaviour baru yang berujung pada digital transformation. Segala kegiatan bisnis harus mulai beradaptasi ngikutin digital landscape yang lagi berjalan supaya bisa tetap survive.
Hal ini juga menuntut perusahaan buat lebih terintegrasi dengan teknologi dalam kegiatan operasional dan pelayanannya kepada konsumen. Which means, situasi yang serba nggak pasti ini juga mengharuskan mereka buat ningkatin platform bisnisnya. Bahkan menurut International Data Corporation (IDC), gara-gara pandemi ini pengeluaran dunia buat digital transformation bakalan mencapai $1,97 Triliun di tahun 2022 nanti.
Wait, wait…
Bukannya digital transformation udah terjadi dari sebelum masa pandemi ini ya? Jadi sebetulnya apa sih yang bikin hal ini jadi semakin masif?
Jawabannya ya udah pasti perkembangan teknologi. Tapi transformasi ini bukan sekedar mengadopsi teknologi baru aja. Hal ini juga secara nggak langsung bakalan menghapus proses kerja yang udah ketinggalan jaman. Tujuannya juga bukan untuk meng-copy cara-cara yang udah ada ke dalam bentuk digital, tapi lebih untuk menciptakan alur kerja yang lebih kohesif dan efisien.
Emang udah sewajarnya kita beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang jelas bisa membantu memenuhi kebutuhan kita. Kalo nggak gitu, ya bakalan jadi “caveman” terus deh.
Nah, karena setiap bisnis pasti punya kebutuhannya masing-masing, adaptasi terhadap digital transformation juga nggak segampang kelihatannya. Jadi emang nggak ada one-stop solution untuk hal ini. Supaya perusahaan bisa blend in sama digital transformation ini, Anda perlu melakukan analisis secara detail sebelum menerapkan perubahan yang diinginkan.
Hal ini juga sama persis dengan pendapat dari Pak Harya Dimas, Definite’s Managing Director, tentang digital transformation dan bisnis online, “perusahaan itu harus melakukan beberapa langkah buat menuju digital transformation. Pertama, mulai dari digital business strategy, di mana perusahaan harus memiliki business objective dari transformasi itu sendiri. Abis gitu, business objective-nya harus dijelaskan ke seluruh staf untuk dijadikan acuan dari business process yang baru. Nantinya, business process baru itu yang bakalan menentukan apa teknologi baru yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dan yang paling penting adalah implementasi data and analytics, supaya perusahaan bisa mengukur efektivitas transformasi tersebut.”
Yes, indeed…
Terus dengan kondisi new normal ini, kira-kira apa aja yang jadi faktor utama buat beradaptasi dengan digital transformation ini?
Nah, walaupun setiap bisnis ada di state yang berbeda-beda dalam mencapai transformasi ini, kita semua disatukan dengan faktor utama: survival. Kalau kata PakDim sih, “dengan kondisi new normal ke depan, semua jenis usaha pasti mau-nggak mau harus melakukannya. Sekarang aja usaha skala rumahan udah go digital. Contohnya, di masa new normal ini, tiba-tiba hampir semua orang jualan cinnamon roll lewat instagram or whatsapp. Tujuannya ya untuk survival di masa krisis ini. Kalau nggak begitu, ya mereka nggak akan survive.”
Pasti salah satu kontak di whatsapp atau di instagram Anda ada kan yang tiba-tiba jadi chef profesional dan banting setir ke usaha F&B secara online? He he he
Faktor lainnya yang nggak kalah penting adalah, “peran manusia di balik layarnya. Karena secanggih apapun teknologi digital ini dalam membantu bisnis Anda, personal touch masih dibutuhin banget, apalagi di bidang marketing. Mulai dari cara berkomunikasi, authenticity of human relation, karakter, sampai personifikasi ini perannya bakalan tetap krusial dalam sebuah bisnis” sambung PakDim. Jadi, digitalisasi itu nggak melulu perkara teknologinya, unsur human power-nya juga cukup signifikan untuk menjadikan teknologi itu sendiri bermanfaat buat kita.
Okay, got it Pak…
Terus dengan beradaptasi sama digital transformation ini, kira-kira apa aja nih impact dan benefitnya buat bisnis?
Kalau meningkatkan pendapatan bisnis aja sih udah pasti. Di samping itu, ada beberapa manfaat lain dari well-thought-out digital strategy yang diterapkan dalam transformasi ini.
Pertama, Anda bisa meningkatkan experience pelanggan. Secara signifikan, penggunaan teknologi ikut mempengaruhi cara bisnis Anda dalam memberikan extra value untuk pengguna produk tersebut. Nah, kalau Anda konsisten buat ngikutin proses perkembangan digitalisasi ini, Anda akan bisa terus memenuhi kebutuhan klien Anda yang selalu berubah.
Selain itu, digital transformation juga bisa mempercepat pertumbuhan bisnis. Ini adalah impact yang paling nyata dan bisa Anda rasakan in real time. Dengan digitalisasi dan penggunaan teknologi yang terus ditingkatkan, perusahaan Anda bisa memperluas operasionalnya ke skala global dan memperluas portofolionya tanpa harus nambahin biaya operasional yang signifikan. Intinya, hal ini bisa banget ningkatin profitabilitas bisnis Anda.
Nah, mumpung perusahaan-perusahaan lagi pada memperpanjang runway bisnisnya juga buat menghadapi digital transformation and marketing di era new normal ini, let’s discuss about your future business plan dan bikin strateginya buat melakukan inovasi digital bareng kami, supaya bisnis Anda bisa lebih gampang beradaptasi dan makin cuan!
Credits:
Resource: Harya Dimas, Managing Director, DEFINITE
Writer: Panji Singgih, Content Writer