Interested in what we do?
Let’s have a talk, and see how together we can take your brand to the next level.
Belakangan ini perkembangan cross-platform solution emang lagi pesat banget. Bisa dibilang, tahun ini adalah tahun “big match” antara Flutter vs React Native. Tapi kalau ditanya mana yang performanya lebih ok dan lebih cocok buat project Anda, ya balik lagi ke kebutuhan utamanya.
Sebetulnya nggak jauh beda sama Native vs React Native gitu sih. Bedanya, sekarang kita ngebandingin kelebihan dan kekurangan dari dua web/mobile app development tools yang bisa digunakan di OS manapun alias hybrid.
Mungkin kalau React Native udah lebih “punya nama” dan umum digunakan sama developer. Sedangkan lawannya, si Flutter ini, adalah “pemain baru” yang dalam waktu satu tahun belakangan ini juga mulai banyak digunakan, termasuk di Indonesia. Ya walaupun emang belum segitunya juga sih… Tapi kalau ternyata bisa lebih efisien untuk mengembangkan mobile app Anda, ya kenapa kacang kan? Why nut?
Supaya lebih jelas segimana perkembangan keduanya dalam waktu 12 bulan terakhir di Indonesia, mendingan langsung saya suguhin grafik dari Google Trends aja deh.
Perbandingan search term dari Flutter vs React Native di Indonesia, Agustus 2019 – Agustus 2020.
See? Bahkan kalau dari grafiknya aja, Flutter (biru) pencariannya di google lebih tinggi ketimbang React Native. Artinya, semakin banyak juga developer yang mulai mempelajari atau bahkan menggunakannya buat mobile app development.
Nah, supaya Anda bisa paham lebih jauh tentang keduanya, mendingan langsung ngobrol aja sama Mobile App Developer-nya Definite, Mz Asadurrohman Ayub alias Asad, buat ngejabarin lebih lengkap tentang Flutter vs React Native ini.
First of all, apa sih yang ngebedain mereka berdua secara general?
Jawaban beliau sih cukup singkat: “BANYAK mas!” 🙃
Yaudah, kalau gitu kita mulai dari creator nya dulu kali ya. Jadi, “kalau si React Native ini as we all know creator-nya adalah Facebook. Dan dari pertama berdiri di tahun 2015, fame mereka langsung nanjak dan banyak yang pake. Sedangkan Flutter adalah bikinannya Google. Tapi karena mereka baru muncul di sekitar tahun 2017, penggunanya juga baru mulai nanjak nih,” kata Mz Asad.
Kalau perbedaan secara harfiah, “Flutter itu Toolkit UI portable/seperangkat SDK untuk bikin aplikasi yang di-compile secara native ke desktop, web, maupun mobile dari satu project aja. Sedangkan si React Native itu adalah framework buat bikin aplikasi native yang menggunakan react.” (waduh, mulai nerdy nih pembahasannya ✌🏼🤓)
Mz Asad, mobile developer kita yang pernah jadi bintang tamu juga di artikel React vs React Native.
Siap, Mz Asad. Terus kan sekarang Flutter udah mulai naik daun nih. Kalau dari kalangan developer sendiri, di Jakarta ini udah banyak yang pakai belom sih?
“Itu dia masalahnya. Saya orangnya agak ansos, jadi agak susah menjawabnya (#WaduhPartII). Tapi kalau dilihat dari bahasa pemrogramannya, di mana React Native pake Javascript yang udah ada dari tahun 90an, sementara Flutter ditulisnya pake Dart, which is bahasa baru yang dibuat sama google dan pertama kali release di akhir tahun 2011, kayaknya sampai saat ini (termasuk saya sendiri) masih lebih nyaman untuk pake React Native.”
“Mungkin itu juga jadi salah satu alasan kenapa Flutter baru naik daun belakangan ini. Karena developer yang mau pake mereka pun harus mempelajari Dart itu terlebih dahulu. Jadi mungkin komunitasnya pun belum terlalu besar. Tapi bukan berarti performanya Flutter nggak oke juga sih. Kalau React Native kan kita tinggal pake aja tuh,” bhaique, Mz Asad.
Nah, kalau dari penggunaannya kan tergantung kebutuhan masing-masing ya… Menurut Mz Asad, Flutter cocok sama kebutuhan yang kayak apa, dan React Native cocok sama yang mana nih?
“Bener banget. Kita nggak bisa bilang yang mana yang lebih oke, even ketika kita ngebandingin Native vs React Native, karena kebutuhan orang beda-beda dan tools atau framework ini bukan one-stop solution. Jadi emang mesti tau dan paham dulu apa yang dibutuhin sama klien kita dan user-nya mereka.”
“Kalau klien mau bikin GUI (Graphical User Interface) App yang menggunakan native UI components, ya mendingan pake React Native aja. Apalagi kalau developernya udah fasih pake Javascript. Tapi kalau developernya ngerti Dart dan prioritas si klien adalah brand-first design, bakalan lebih cocok pake Flutter. Udah gitu si Flutter ini juga pas banget buat kebutuhan MVP (Minimum Variable Product) yang nggak perlu banyak custom, soalnya UI dan animasi-animasinya udah disediain dalam satu widget.”
Perbandingan singkat antara Flutter vs React Native.
Oke, ngerti Mz! Berarti itu termasuk bagian dari pro dan kontra dari performa Flutter vs React Native dong ya?
“Bisa dibilang begitu. Karena apapun tools yang digunakan ya ujung-ujungnya balik lagi ke kebutuhan utama perusahaan klien. Selain itu, kalau dari awal pengen bikin apps dengan size kecil, sesuai 100% dengan native masing-masing OS, lebih cepet terima update terbaru dan teknologi-teknologinya, ya jangan bikin pake hybrid.”
“Kalau mau bikin simple apps yang nggak banyak custom di UI dan cepet, bisa pake Flutter aja. Karena dia basisnya widget dan akan sama tampilannya di versi OS baru maupun yang lama. Intinya kalau yang disediain Flutter itu udah cukup buat apps kita, ya pake flutter aja karena lebih cepet juga bikinnya.”
“Kalau mau bikin apps dengan banyak costuming-nya, atau persis dengan komponen-komponen native bawaan OS, bisa di React Native bikinnya. Karena di React Native developer bisa lebih ‘bebas’ juga ngerjainnya.” Oke, deh kalau begitu. Penutupan yang cukup lugas dari Mz Asad ya.
Berarti dengan penjelasan-penjelasan dari Mz Asad tentang performa Flutter vs React Native di atas, Anda juga harus tau terlebih dahulu kebutuhan dari product Anda, supaya bisa bikin web/mobile app dengan framework yang paling pas. Kalau masih bingung, Anda bisa membandingkan contoh-contoh aplikasi yang dibuat pake Flutter, kayak Google Ads App, Xianyu app by Alibaba, atau Hamilton, dan juga aplikasi yang dibuat dengan React Native, seperti Facebook, Instagram, Tesla dan Skype.
Tapi kalau Anda masih mau cari tau dulu apa kebutuhan perusahaan Anda dan gimana strateginya supaya bisa terus dikembangkan, mending langsung chat kami aja supaya bisa caru tau jawabannya bareng-bareng!
Credits:
Resource:
Asadurrohman Ayub, Mobile App Developer Definite
Writer:
Panji Singgih